Jumat, 17 April 2020

Yang Kamu Harus Tahu demi Keuangan yang Aman untuk Mahasiswa Baru-Akhir




Selamat buat para pemuda pemudi yang masih diberikan kesempatan untuk mengenyam bangku pendidikan di tingkat Perguruan Tinggi. Saya pribadi berpendapat hal tersebut adalah sebuah rezeki, sekaligus penyadaran diri bahwa mungkin kita memang belum siap untuk terjun langsung di dunia yang keras, karena itu kita masih harus belajar.

Pada artikel ini saya akan membahas terkait manajemen keuangan untuk mahasiswa. Kenapa manajemen keuangan ketika kita masih berstatus mahasiswa sangat penting, padahal kita mah masih sekolah, kita masih belum punya panghasilan tetap sendiri (mayoritas). Karena di dunia perguruan tinggi, kontrol diri adalah diri kita sendiri.
 
Sumber: https://storage.googleapis.com/finansialku_media/wordpress_media/2019/01/Guys-Mau-Sukses-Keuangan-Pelajari-Dulu-Manajemen-Keuangan-Mahasiswa-01-Finansialku.jpg

Transformasional Gaya Hidup
Ketika kita masih sekolah uang cuma habis buat jajan. Seragam sekolah ya itu-itu aja, ga perlu gonta-ganti. Jadwal sekolah yang mengharuskan kita full di sekolah membuat potensi jajan di luar kecil, sehingga pengeluaran untuk jajan masih cukup aman. Paling jajan di kantin yang harganya masih cucok untuk kantung pelajar.

Tapi di perkuliahan, akan ada jeda kuliah yang panjang di mana kita bisa tergoda untuk nongkrong di kafe atau resto, jajan jajanan yang harganya bisa murah banget bisa mahal abis. Apalagi baju, duh... kalau ga beli baju baru bisa-bisa dikira ga pernah ganti kitanya. Di sini biaya hidup untuk fashion, perawatan diri, dan jajan mulai meningkat tajam. Belum jika ada tugas yang mengharuskan kita fotokopi banyak, beli buku banyak, dan lain-lain, dan sebagainya.

Sumber Gambar: https://indoprogress.com/wp-content/uploads/2017/05/mhs.jpg

Opini Penulis
Sebagai seseorang yang pernah menjadi mahasiswa saya menyadari betul pentingnya mempelajari medan, agar tercapai kondisi keuangan mahasiswa yang cukup stabil sampai benar-benar meraih target. Karena itu saya menulis artikel ini supaya junior-junior dapat lebih memahami medan selama kalian menjadi mahasiswa.

Pada tulisan ini saya akan membagi pengeluaran-pengeluaran mahasiswa menjadi dua jenis, yakni pengeluaran untuk akademik, dan pengeluaran lainnya. Pengeluaran-pengeluaran seperti biaya hidup makan, kos, transport, fashion, dan hang out masuk ke pengeluaran lainnya, saya menyebutnya sebagai pengeluaran sekunder bagi mahasiswa, pengeluaran ini masih dapat ditekan/diminimalisir secara optimal. Sementara pengeluaran akademik ibarat pengeluaran primer untuk mahasiswa, untuk mencapai target kita di masa depan nanti.
Sumber Gambar: https://rencanamu.id/assets/file_uploaded/blog/1495328725-0d55de-7e7.jpg

Memang apa sih target kita di masa depan nanti? Lulus, pastinya. Lulus cepet!!! Terus? Cari kerja, kerja yang biasa aja atau pekerjaan impian? Pastinya pekerjaan impian dong... apalagi? Wirausaha? Berarti harus habisin masa gagalmu ketika masih kuliah, sehingga ketika sudah lulus siap untuk menjadi wirausahawan yang tak gentar diterjang badai.. Target apa lagi? Studi lanjut, nah ini favorit saya. Eheheh... apalagi? Nikah?

Kalau nikah... jodoh itu akan datang pada waktu yang tepat, dengan orang yang tepat. Jadi tidak perlu baperan. Untuk persiapannya sendiri laki-laki bisa menyiapkan modal dan pendewasaan, sementara perempuan bisa menyiapkan diri dan mental. Secara terus menerus memperbaiki diri untuk menjadi umat Allah yang terbaik, bukan karena supaya cepat dapat jodoh, tapi karena Allah. Memantaskan diri di hadapan Allah untuk menjadi umatNya, memantaskan diri di hadapan orang tua untuk menjadi anak yang berbakti dan bertanggungjawab, baru deh memantaskan diri untuk menjadi pasangan yang baik.

Kembali ke topik utama, ternyata ada banyak pilihan target yang kita tuju, dan untuk mencapai target memiliki jalan/cara yang berbeda-beda. Kalau mau lulus cepet ya banyakin belajar dan rajin, kalau mau dapat pekerjaan impian ya lulus cepet, banyakin informasi tentang pekerjaan impian dan kualifikasi yang dibutuhkan, cari pengalaman kerja/magang, ikut keterampilan tambahan yang sesuai kualifikasi, dan kumpulin modal buat proses perekrutannya, apalagi kalau tesnya mengharuskan kita untuk merantau. Kalau mau wirausaha berarti banyakin pengalaman kerja yang berkaitan dengan wirausaha atau istilah jawanya ngenger, banyakin berlatih bisnis dengan kampus sebagai pangsa pasar, manfaatin tuh dana DIKTI dengan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dan Program Mahasiswa Wirausaha (PMW). Kalau mau studi lanjut, banyakin belajar, rajin, rajin ngerjain tugas, TP-TP sama dosen yang bisa memberi wejangan terkait beasiswa, ikut lomba, ikut karya tulis ilmiah dan PKM, belajar buat jurnal, dan nabung buat pelatihan Bahasa Inggris secara intents.

Dan jangan lupa satu hal yang menurut saya tetap penting, tingkatkan kualitas bersosialisasi, seperti tetap ikut organisasi mahasiswa, dan komunitas-komunitas sosial. Jangan kebanyakan, ntar bingung bagi waktunya...

Lalu apa kaitannya dengan dengan manajemen keuangan? Padahal kan artikel ini mau bahas tentang manajemen keuangan mahasiswa ya, kok malah merembet ke mana-mana. Ehehe....

Kaitannya adalah, ketika kondisi keuangan kamu tidak support, jalan kamu untuk meraih target kamu tersendat. Mau studi lanjut tapi modal buat persiapan ini itu ga ada, mau tes di tempat yang jauh untuk pekerjaan impian tapi ga ada modal, mau wirausaha tapi modal awal aja belum ada apalagi kalau modal keterampilan belum ada, mau skripsi cepet kelar tapi modal buat ngeprint udah menipis sementara uang makan cuma bisa buat bikin nasi kecap.

Ujung-ujungnya perlu nyari kerjaan sambilan buat biaya skripsi yang udah separo, dan skripsi makin telat karena diselingi dengan kerja tersebut, ujung-ujungnya kerja dulu buat modal mempersiapkan diri nyari beasiswa untuk studi lanjut, ujung-ujungnya kamu kerja di perusahaan biasa untuk ngumpulin modal untuk bisa ke luar kota untuk melamar kerja di pekerjaan impian, atau untuk daftar pelatihan dulu supaya punya keterampilan yang qualified.

Ujung-ujungnya... kalau udah kenal duit setelah masa suram keuangan tipis ketika proses skripsi, kamunya keenakan, udah bisa jajan sendiri, beli apa yang kita suka, dan jalan-jalan. Ujung-ujungnya kamu lupa nabung, terbutakan untuk sesaat oleh uang dan dunia, dan melupakan target-target impian kamu. Padahal usia kamu terus bertambah dan kamu akan semakin terlambat. Kan hororrrr....



1. Catat Pengeluaran-pengeluaran besar selama masa kuliah (+)
    Tujuan manajemen keuangan adalah membuat kondisi keuangan kita tetap stabil dalam upaya mencapai tujuan utama, yakni target kita tersebut. Dan semua terget-target kita diawali dengan lulus dengan baik. orang tua kita menyeklahkan kita selama belasan tahun bukan untuk sekedar main-main, tapi spaya kita dapat menjadi lebih baik di kemudian hari nanti, maka kita tidak boleh menya-nyiakan apa yang telah kita dapat.

Sumber Gambar: https://secret-financial.com/wp-content/uploads/2019/12/10.png
   Maka dengan itu semasa kuliah pun kita harus menjalaninya dengan baik. dimulai dengan buku.
a.       Buku
Dewasa ini mencari literatur sudah bisa banyak dilakukan menggunakan internet, ada banyak jurnal dan e-book, ataupun dari materi soft file yang diberi oleh dosen. Meski demikian eksistensi buku secara fisik tetap penting. Cara mengatasi biaya beli buku ini bisa dengan memanfaatkan perpustakaan, baik itu perpustakaan kampus, perpustakaan daerah, dan perpustakaan kota.
Waktumu ga akan terbuang percuma kok untuk tiap minggu bolak balik perpus untuk pinjam dan mengembalikan buku dan langsung pinjam lagi. Meski demikian teknik menghemat biaya beli buku ini dapat terealisasi dengan optimal kalau kamu pun membuat target membaca buku setiap satu minggu minimal satu buku.

b.      Seminar-seminar
Pada sebagian kampus mensyaratkan untuk lulus harus sudah ikut seminar sekian kali, ada juga seminar wajib dari kampus yang harus kita ikuti. Meski pengeluarannya tidak besar untuk setiap seminar, kalau kamu akumulasi ternyata itu bisa menguras uang kamu lho. Pada saat kita melamar pekerjaan nanti riwayat seminar yang kita ikuti juga bisa kita cantumkan dalam curicullum vitae.

c.       Kuliah Kerja Lapangan
Ketika kita sekolah di TK sampai SMA kita telah diajarkan untuk menabung, mencicil untuk biaya pinkik sekolah. Ketika kita sudah kuliah kita harus sadar diri dan menyiapkannya sendiri. Meski mungkin kita masih bisa minta kepada orang tua, tapi kan kasihan juga jika tiba-tiba harus bayar seabrek segede itu.... belum lagi uang saku untuk kita...

Akan aga susah untuk meminimalisir biaya ini, biasanya sudah ada standar kita mau KKL ke mana. Jadi yang bisa saya sarankan adalah mencicil biayanya supaya tidak berat ketika mendekati hari H.

d.      Kuliah Kerja Nyata
Kuliah Kerja Nyata (KKN) biasanya ada di Perguruan Tinggi Non Vokasi, umumnya harus menginap di rumah warga, belajar mandiri, dan bekerjasama dengan warga untuk bersama-sama membuat desa lebih baik. Secara keuangan, mahasiswa perlu mengeluarkan biaya untuk menginap, makan, keperluan pribadi lainnya, dan untuk kegiatan-kegiatan bersama desa.

e.      Praktik Kerja Lapangan / Magang Kerja
Biaya kos kalau yang jauh dari kampus dan tempat tinggal, kenang-kenangan, makan

f.        Skripsi
Biaya dikit-dikit sehingga bingung kan mau minta ortu gimana, mosok terusan, ga kelar2. Ini juga ang bikin tabungan abis.

g.       Kursus Tambahan
Kursus tambahan ini bisa berupa kursus Bahasa Inggris supaya dapat mencapai standar mnimal score TOEFL untuk bisa lulus, atau juga untuk mencapai standar minimal melamar pekerjaan impian kita, atau juga untuk mendaftar beasiswa. Saran saya dari awal perhatikan grade yang harus kita capai sesuai target masa depan kita, dan lakukanlah kursus secara serius.

Biasanya kursus tambahan untuk memenuhi kualifikasi pada pekerjaan impian, dilakukan ketika akhir tingkat, ketika sudah mulai sibuk skripsi, tapi harus tetap diseriusin yaaa... supaya tidak mubazir.

h.      Biaya cari kerja
Biaya cari kerja ini terbagi kembali menjadi dua; biaya hidup ketika masih jobless, dan biaya akomodasi dan lain-lain.

Biasanya sih setelah kita lulus, uang jajan berkurang. Kita makin kelabakan karena skripsi menguras tabungan, selepas lulus uang jajan berkurang sehingga sumber tambahan modal untuk cari kerja juga ga ada...

Biaya akomodasi dan lai-lain terdiri dari biaya transport untuk tes, dan biaya persiapan kelengkapan dkumen seperti membuat SKCK, surat sehat, legalisir ijazah dan transkrip, tiket masuk ob fair, biaya pos lamaran kerja, kuota untuk cari kerja via online. Terumata biaya transport sih, namanya juga untuk mengejar pekerjaan impian, harus rela berkelana jauh dong... tapi kalau biayanya ga ada, kita jadi pikir ulang deh, jadi menunda deh...

1. Pengeluaran lainnya
a.       Fashion
Fashion teriri dari baju, tas, sepatu, make up, dan hijab. Dulu ketika SMA kita ga perlu mikir kayak gini, tapi pas kuliah kita sering merasa perlu untuk mengalokasikan pengeluaran bulanan/2 bulanan  untuk urusan ini. Orang yang bisa mengendalikan pengeluran ini adalah tekad kalian sendiri, karena ini memang termasuk godaan berat.

b.      Makan
Selain fashion, godaan berat lainnya adalah makanan, kuliner. Kita bisa saa makan yang biasa-biasa, masak di kos atau rumah, bawa bekal. Tapi ya yang namanya jam kosong dan kumpul dengan teman-teman, membuat kita sering makan bareng, jajan bareng, dan mencoba kuliner baru. Duh beraaat....

c.       Kegiatan ekstra


Solusi:
  1. Irit pengeluaran untuk potensi pengeluaran besar, minimalisir fashion, jeng jeng, kuliner. Kalau kegiatan ekstra, putuskan secara bijak aja.
  2. Beasiswa
  3. Kerja sambilan/wirausaha
  4. PKM/ikut lomba
Semoga Berhasil, Mahasiswa!!!
Sumber Gambar: https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/2s_Lrqe5V7iX_JiSp_rOsa0l720=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/675572/original/Ilustrasi-sukses-1-140511-andri.jpg


Penulis: Farikha Amilahaq

~~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar