Selamat buat para pemuda pemudi yang masih diberikan kesempatan untuk
mengenyam bangku pendidikan di tingkat Perguruan Tinggi. Saya pribadi
berpendapat hal tersebut adalah sebuah rezeki, sekaligus penyadaran diri bahwa
mungkin kita memang belum siap untuk
terjun langsung di dunia yang keras, karena itu kita masih harus belajar.
Pada artikel ini saya akan membahas terkait manajemen keuangan untuk
mahasiswa. Kenapa manajemen keuangan ketika kita masih berstatus mahasiswa
sangat penting, padahal kita mah masih sekolah, kita masih belum punya
panghasilan tetap sendiri (mayoritas). Karena di dunia perguruan tinggi,
kontrol diri adalah diri kita sendiri.
Sumber: https://storage.googleapis.com/finansialku_media/wordpress_media/2019/01/Guys-Mau-Sukses-Keuangan-Pelajari-Dulu-Manajemen-Keuangan-Mahasiswa-01-Finansialku.jpg |
Transformasional Gaya Hidup
Ketika kita masih sekolah uang cuma habis buat jajan. Seragam sekolah ya itu-itu aja, ga perlu gonta-ganti. Jadwal sekolah yang mengharuskan kita full di sekolah membuat potensi jajan di luar kecil, sehingga pengeluaran untuk jajan masih cukup aman. Paling jajan di kantin yang harganya masih cucok untuk kantung pelajar.
Tapi di perkuliahan, akan ada jeda kuliah yang panjang di mana kita bisa tergoda untuk nongkrong di kafe atau resto, jajan jajanan yang harganya bisa murah banget bisa mahal abis. Apalagi baju, duh... kalau ga beli baju baru bisa-bisa dikira ga pernah ganti kitanya. Di sini biaya hidup untuk fashion, perawatan diri, dan jajan mulai meningkat tajam. Belum jika ada tugas yang mengharuskan kita fotokopi banyak, beli buku banyak, dan lain-lain, dan sebagainya.
Sumber Gambar: https://indoprogress.com/wp-content/uploads/2017/05/mhs.jpg |
Sebagai seseorang yang pernah menjadi mahasiswa saya menyadari betul
pentingnya mempelajari medan, agar tercapai kondisi keuangan mahasiswa yang
cukup stabil sampai benar-benar meraih target. Karena itu saya menulis artikel
ini supaya junior-junior dapat lebih memahami medan selama kalian menjadi
mahasiswa.
Pada tulisan ini saya akan membagi pengeluaran-pengeluaran mahasiswa
menjadi dua jenis, yakni pengeluaran untuk akademik, dan pengeluaran lainnya.
Pengeluaran-pengeluaran seperti biaya hidup makan, kos, transport, fashion, dan
hang out masuk ke pengeluaran lainnya, saya menyebutnya sebagai pengeluaran
sekunder bagi mahasiswa, pengeluaran ini masih dapat ditekan/diminimalisir
secara optimal. Sementara pengeluaran akademik ibarat pengeluaran primer untuk
mahasiswa, untuk mencapai target kita di masa depan nanti.
Sumber Gambar: https://rencanamu.id/assets/file_uploaded/blog/1495328725-0d55de-7e7.jpg |
Memang apa sih target kita di masa depan nanti? Lulus, pastinya. Lulus
cepet!!! Terus? Cari kerja, kerja yang biasa aja atau pekerjaan impian?
Pastinya pekerjaan impian dong... apalagi? Wirausaha? Berarti harus habisin
masa gagalmu ketika masih kuliah, sehingga ketika sudah lulus siap untuk
menjadi wirausahawan yang tak gentar diterjang badai.. Target apa lagi? Studi
lanjut, nah ini favorit saya. Eheheh... apalagi? Nikah?
Kalau nikah... jodoh itu akan datang pada waktu yang tepat,
dengan orang yang tepat. Jadi tidak perlu baperan. Untuk persiapannya sendiri
laki-laki bisa menyiapkan modal dan pendewasaan, sementara perempuan bisa
menyiapkan diri dan mental. Secara terus menerus memperbaiki diri untuk menjadi
umat Allah yang terbaik, bukan karena supaya cepat dapat jodoh, tapi karena
Allah. Memantaskan diri di hadapan Allah untuk menjadi umatNya, memantaskan
diri di hadapan orang tua untuk menjadi anak yang berbakti dan
bertanggungjawab, baru deh memantaskan diri untuk menjadi pasangan yang baik.
Kembali ke topik utama, ternyata ada banyak pilihan target yang kita tuju,
dan untuk mencapai target memiliki jalan/cara yang berbeda-beda. Kalau mau
lulus cepet ya banyakin belajar dan rajin, kalau mau dapat pekerjaan impian ya
lulus cepet, banyakin informasi tentang pekerjaan impian dan kualifikasi yang
dibutuhkan, cari pengalaman kerja/magang, ikut keterampilan tambahan yang
sesuai kualifikasi, dan kumpulin modal buat proses perekrutannya, apalagi kalau
tesnya mengharuskan kita untuk merantau. Kalau mau wirausaha berarti banyakin pengalaman kerja
yang berkaitan dengan wirausaha atau istilah jawanya ngenger, banyakin berlatih
bisnis dengan kampus sebagai pangsa pasar, manfaatin tuh dana DIKTI dengan
Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dan Program Mahasiswa Wirausaha (PMW).
Kalau mau studi lanjut, banyakin belajar, rajin, rajin ngerjain tugas, TP-TP sama dosen yang bisa memberi wejangan terkait beasiswa, ikut lomba, ikut karya
tulis ilmiah dan PKM, belajar buat jurnal, dan nabung buat pelatihan Bahasa
Inggris secara intents.
Dan jangan lupa satu hal yang menurut saya tetap penting, tingkatkan
kualitas bersosialisasi, seperti tetap ikut organisasi mahasiswa, dan
komunitas-komunitas sosial. Jangan kebanyakan, ntar bingung bagi waktunya...
Lalu apa kaitannya dengan dengan manajemen keuangan? Padahal kan artikel ini
mau bahas tentang manajemen keuangan mahasiswa ya, kok malah merembet ke
mana-mana. Ehehe....
Kaitannya adalah, ketika kondisi keuangan kamu tidak support, jalan kamu
untuk meraih target kamu tersendat. Mau studi lanjut tapi modal buat persiapan
ini itu ga ada, mau tes di tempat yang jauh untuk pekerjaan impian tapi ga ada
modal, mau wirausaha tapi modal awal aja belum ada apalagi kalau modal
keterampilan belum ada, mau skripsi cepet kelar tapi modal buat ngeprint udah
menipis sementara uang makan cuma bisa buat bikin nasi kecap.
Ujung-ujungnya perlu nyari kerjaan sambilan buat biaya skripsi yang udah
separo, dan skripsi makin telat karena diselingi dengan kerja tersebut,
ujung-ujungnya kerja dulu buat modal mempersiapkan diri nyari beasiswa untuk
studi lanjut, ujung-ujungnya kamu kerja di perusahaan biasa untuk ngumpulin
modal untuk bisa ke luar kota untuk melamar kerja di pekerjaan impian, atau
untuk daftar pelatihan dulu supaya punya keterampilan yang qualified.
Ujung-ujungnya... kalau udah kenal duit setelah masa suram keuangan tipis
ketika proses skripsi, kamunya keenakan, udah bisa jajan sendiri, beli apa yang
kita suka, dan jalan-jalan. Ujung-ujungnya kamu lupa nabung, terbutakan untuk
sesaat oleh uang dan dunia, dan melupakan target-target impian kamu. Padahal
usia kamu terus bertambah dan kamu akan semakin terlambat. Kan hororrrr....
1. Catat Pengeluaran-pengeluaran besar
selama masa kuliah (+)
Tujuan manajemen keuangan adalah membuat kondisi
keuangan kita tetap stabil dalam upaya mencapai tujuan utama, yakni target kita
tersebut. Dan semua terget-target kita diawali dengan lulus dengan baik. orang
tua kita menyeklahkan kita selama belasan tahun bukan untuk sekedar main-main,
tapi spaya kita dapat menjadi lebih baik di kemudian hari nanti, maka kita
tidak boleh menya-nyiakan apa yang telah kita dapat.
Sumber Gambar: https://secret-financial.com/wp-content/uploads/2019/12/10.png |
Maka dengan itu semasa kuliah pun kita harus
menjalaninya dengan baik. dimulai dengan buku.
a.
Buku
Dewasa ini mencari literatur sudah bisa banyak
dilakukan menggunakan internet, ada banyak jurnal dan e-book, ataupun dari
materi soft file yang diberi oleh dosen. Meski demikian eksistensi buku secara
fisik tetap penting. Cara mengatasi biaya beli buku ini bisa dengan
memanfaatkan perpustakaan, baik itu perpustakaan kampus, perpustakaan daerah,
dan perpustakaan kota.
Waktumu ga akan terbuang percuma kok untuk tiap
minggu bolak balik perpus untuk pinjam dan mengembalikan buku dan langsung
pinjam lagi. Meski demikian teknik menghemat biaya beli buku ini dapat
terealisasi dengan optimal kalau kamu pun membuat target membaca buku setiap
satu minggu minimal satu buku.
b.
Seminar-seminar
Pada sebagian kampus mensyaratkan untuk lulus
harus sudah ikut seminar sekian kali, ada juga seminar wajib dari kampus yang
harus kita ikuti. Meski pengeluarannya tidak besar untuk setiap seminar, kalau
kamu akumulasi ternyata itu bisa menguras uang kamu lho. Pada saat kita melamar
pekerjaan nanti riwayat seminar yang kita ikuti juga bisa kita cantumkan dalam
curicullum vitae.
c.
Kuliah
Kerja Lapangan
Ketika kita sekolah di TK sampai SMA kita telah
diajarkan untuk menabung, mencicil untuk biaya pinkik sekolah. Ketika kita
sudah kuliah kita harus sadar diri dan menyiapkannya sendiri. Meski mungkin
kita masih bisa minta kepada orang tua, tapi kan kasihan juga jika tiba-tiba
harus bayar seabrek segede itu.... belum lagi uang saku untuk kita...
Akan aga susah untuk meminimalisir biaya ini,
biasanya sudah ada standar kita mau KKL ke mana. Jadi yang bisa saya sarankan
adalah mencicil biayanya supaya tidak berat ketika mendekati hari H.
d.
Kuliah
Kerja Nyata
Kuliah Kerja Nyata (KKN) biasanya ada di Perguruan
Tinggi Non Vokasi, umumnya harus menginap di rumah warga, belajar mandiri, dan
bekerjasama dengan warga untuk bersama-sama membuat desa lebih baik. Secara
keuangan, mahasiswa perlu mengeluarkan biaya untuk menginap, makan, keperluan
pribadi lainnya, dan untuk kegiatan-kegiatan bersama desa.
e.
Praktik
Kerja Lapangan / Magang Kerja
Biaya kos kalau yang jauh dari kampus dan tempat
tinggal, kenang-kenangan, makan
f.
Skripsi
Biaya dikit-dikit sehingga bingung kan mau minta
ortu gimana, mosok terusan, ga kelar2. Ini juga ang bikin tabungan abis.
g.
Kursus
Tambahan
Kursus tambahan ini bisa berupa kursus Bahasa
Inggris supaya dapat mencapai standar mnimal score TOEFL untuk bisa lulus, atau
juga untuk mencapai standar minimal melamar pekerjaan impian kita, atau juga
untuk mendaftar beasiswa. Saran saya dari awal perhatikan grade yang harus kita
capai sesuai target masa depan kita, dan lakukanlah kursus secara serius.
Biasanya kursus tambahan untuk memenuhi
kualifikasi pada pekerjaan impian, dilakukan ketika akhir tingkat, ketika sudah
mulai sibuk skripsi, tapi harus tetap diseriusin yaaa... supaya tidak mubazir.
h.
Biaya
cari kerja
Biaya cari kerja ini terbagi kembali menjadi dua;
biaya hidup ketika masih jobless, dan biaya akomodasi dan lain-lain.
Biasanya sih setelah kita lulus, uang jajan
berkurang. Kita makin kelabakan karena skripsi menguras tabungan, selepas lulus
uang jajan berkurang sehingga sumber tambahan modal untuk cari kerja juga ga
ada...
Biaya akomodasi dan lai-lain terdiri dari biaya
transport untuk tes, dan biaya persiapan kelengkapan dkumen seperti membuat
SKCK, surat sehat, legalisir ijazah dan transkrip, tiket masuk ob fair, biaya
pos lamaran kerja, kuota untuk cari kerja via online. Terumata biaya transport
sih, namanya juga untuk mengejar pekerjaan impian, harus rela berkelana jauh
dong... tapi kalau biayanya ga ada, kita jadi pikir ulang deh, jadi menunda
deh...
1. Pengeluaran lainnya
a.
Fashion
Fashion teriri dari baju, tas, sepatu, make up,
dan hijab. Dulu ketika SMA kita ga perlu mikir kayak gini, tapi pas kuliah kita
sering merasa perlu untuk mengalokasikan pengeluaran bulanan/2 bulanan untuk urusan ini. Orang yang bisa
mengendalikan pengeluran ini adalah tekad kalian sendiri, karena ini memang
termasuk godaan berat.
b.
Makan
Selain fashion, godaan berat lainnya adalah
makanan, kuliner. Kita bisa saa makan yang biasa-biasa, masak di kos atau
rumah, bawa bekal. Tapi ya yang namanya jam kosong dan kumpul dengan
teman-teman, membuat kita sering makan bareng, jajan bareng, dan mencoba
kuliner baru. Duh beraaat....
c.
Kegiatan
ekstra
Solusi:
- Irit pengeluaran untuk potensi
pengeluaran besar, minimalisir fashion, jeng jeng, kuliner. Kalau kegiatan
ekstra, putuskan secara bijak aja.
- Beasiswa
- Kerja sambilan/wirausaha
- PKM/ikut lomba
Semoga Berhasil, Mahasiswa!!!
~~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar