Ditulis sekitar tahun 2009
Judul Buku : Nocturnal
Genre : Fiksi
Penulis : Poppy D. Chusfani
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Tempat Terbit : Jakarta
Tahun Terbit : 2008
Novel ini mengisahkan tentang kehidupan baru
seorang gadis remaja bernama Adelia Rothstein.
Adelia yang sering
dipanggil Adel adalah anak tunggal yang ayahnya baru meninggal. Karena
keistimewaannya yang datang terlambat, dia harus pindah dari Jakarta ke rumah
neneknya di Adlerland. Karena terikat perjanjian ayahnya dengan sang nenek. Dan
karena keistimewaannya yang dapat mencelakai makhluk lain.
Johanna dan Brigitta,
sepupu Adel yang menjabat sebagai tangan kanan Baroness pada saat itu, dan
sebagai kepala prajurit Nocturnal, melatihnya dengan keras. Setiap sore Adel
mengeluh kesakitan, selalu berharap ibunya cepat menyusul Adel di Adlerland.
Agar Adel lebih bersemangat dan dapat melepas semua penatnya di pangkuan
ibunya.
Sementara itu dia sering
berjalan bersama Roland, sepupunya juga, sebagai pengganti sementara ibunya
untuk tempat mencurahkan hatinya. Roland pun menanggapinya dengan baik, dia
menganggap Adel sebagai Ada kecilnya yang harus dilindungi. Ada adalah
panggilan umum di sana untuk nama Adelia atau Adelle.
Namun Adel merasakan raa
yang lebih dari sekedar hubungan keluarga pada Roland. Dan Adel membiarkan rasa
itu. Dia tahu pernikahan sedarah masih diijinkan di sana, atau bahkan
dianjurkan. Bahkan Sophie, almarhum calon Baroness pernah akan ditunangkan
dengan Roland.
Sophie. Putri dari kakak
ayah Adel. Rapuh dan lemah. Dia bahkan pernah sampai 4 kali bunuh diri karena
putus asa dan tak kuat menanggung bebannya sebagai calon Baroness. Dan 5 nyawa
lainnya habis di tangan anak buah Vladimir.
Karena itu Adel awalnya
marah, karena keluarga ayahnya meminta Adel kembali ke Adlerland setelah Sophie
meninggal. Ia pikir ialah pengganti Sophie sebagai calon Baroness merupakan alasan
satu-satunya dia diminta kembali saat itu. Namun akhirnya dia tahu karena
perjanjian Baroness dengan ayahnya-lah. Meski begitu masih butuh waktu agar
Adel menghilangkan keengganannya untuk pindah ke Adlerland yang sama sekali tak
dikenalnya.
Baroness, nenek Adel, dia
memiliki kekuatan untuk membaca pikiran keturunan langsungnya. Dia tahu Adel
sedang bersusah hati. Maka dia mengajak Adel untuk menonton opera balet di
Gedung Opera. Dia, Adel, bahkan dapat berkenalan dengan Helena sang Principal
Dancer yang berperan sebagi Odette dalam opera tersebut, The Swan Lake. Itu
membuat Adel sangat senang. Dia mendapat banyak masukan dan nasehat dari
perbincangan mereka.
Prajurit wanita yang
mengawal Baroness dan Adel sangat banyak. Yah, wanita. Semua prajurit dan
petarung Nocturnal adalah wanita. Yang pria bekerja seperti biasa layaknya
orang biasa.
Esoknya Baroness tak
sadarkan diri selama beberapa jam.
Baroness merasakan umurnya
tak panjang lagi. Maka pada petangnya dia memutuskan untuk menyerahkan kekuatan
Baroness-nya pada Adel. Adel harus ke kuil yang berada lebih dalam dari aula
bawah tanah manor, sambil mengenakan kalung bertahta batu safir milik Baroness.
Di sana Adel akan melalui tahap penyerapan tenaga, dan kalung itu sebagai
medianya.
Adel sangat takut ketika
berada dalam kuil yang gelap gulita itu sendirian. Meski begitu dia msih bisa
melihat samar-samar pedang bersejarah yang digunakan ketua klan Nocturnal
pertama untuk menyelamatkan Raja Adlerland saat itu dari serangan klan
Vladimir. Dan juga sesuatu yang bergerak cepat yang masuk ke batu safir yang
dikenakan Adel; Spirit Nocturnal, seekor kucing hitam. Setelah itu Adel
mendapat media peyerapan tenaganya sendiri; kalung bertahta batu zamrud.
Dua hari kemudian ibu Adel
dapat dapat menyusul Adel di Adlerland. Namun pesawat yang ditumpangi Fanny,
ibu Adel, mendarat di Bucharest. Terlalu takut untuk terbang karena badai musim
panas yang lebih ganas daripada badai musim dingin. Adel kecewa. Dia memutuskan
melepas sedihnya dengan menari. Sudah lama dia tidak melakukannya. Dan itu
berhasil.
Tanpa sadar badai sudah
mereda dan fokker 27 yang ditumpangin Fanny dapat terbang lagi. Awalnya Adel
tidak diperbolehkan untuk menjemput ibunya di bandara. Karena hari mulai gelap,
dan di saat seperti itulah para klan Vladimir berkeliaran. Ditambah lagi anak
buah Vladimir semakin berani saja keluar perbatasan (Transylvania) ke wilayah
aslinya, tempat di mana sekarang ini Nocturnal tinggal, Adlerland. Namun
setelah bersikeras membujuk akhirnya Adel diijinkan, Felicia yang akan
mengawalnya.
Sayangnya, ketika Fanny
baru melangkah menuruni tangga, pria tinggi berjubah panjang di belakangnya
menggendongnya dan membawanya lari ke hutan. Adel, Johanna, Felicia, Brigitta,
dan keenam prajurit Nocturna berusaha mengejar mereka. Namun laru mereka terhenti.
Cahaya bulan menerangi anak buah Vladimir yang menempelkan ujung pistol ke
pelipis ibunya, ibu Adel. Mereka memutuskan untuk pulang, untuk mencari rencara
lain. Sementara Adel pulang dengan perasaan amat sedih dan cemas bukan
kepalang.
Hari selanjutnya ketika di
tengah malam Adel memasuki hutan di sebelah manor. Demi melakukan pertukaran
antara dia dan ibunya. Sesuai perjanjian, hanya satu orang yang akan bersama
Adel untuk membawa ibunya, Brigitta. Tapi tanpa sepengetahuan klan Vladimir,
pasukan Nocturnal telah bersiaga di belakang,, dan Adel dapat melarikan diri
dengan trik percikan api. Kemudian terjadi pertarungan antara kaln Vladimir
dengan Pasukan Nocturnal, mengakibatkan Adel kehilangan satu nyawanya.
***
Untuk menjadi Baroness,
Adel harus melakukan upacara penobatan oleh Raja Adolf, Raja Adlerland.
Sayangnya Raja Adolf meninggal sebelum hari penobatan. Jadi yang melakukannya
adalah Pangeran Felix, putra Raja Adolf yang gombal tapi baik dan menyenangkan.
Sesuai adat, upacara penobatan di lakukan di hadapan mendiang Raja Adolf.
Karena Pangeran Felix sendiri belum dinobatkan menjadi Raja. Mereka senasib
sepenanggungan, memimpin di usia muda.
Semua yang menghadiri
adalah keluarga. Kecuali sang balerina yang tiba-tiba memasuki ruangan. Adel
tahu itu tak wajar, namun Ratu Erika yang sangat mengaguminya mengijinkan. Tak
enak jika mengusirnya.
Upacara pun dimulai. Adel
berlutut satu kaki di hadapan Pangeran Felix. Pangeran Felix mengayunkan
sebilah pedang yang Adel lihat di kuil, meletakkannya dengan lembut ke bahu
kiri Adel. Lalu mengucapkan kata-kata formalitas. Adel berusaha berkonsentrasi,
namun gagal. Ia malah mendapati di depannya seorang pria sedang menempelkan
ujung pistol ke pelipis Pangeran Felix.
Kenyataan demi kenyataan
pun terungkap. Dan pertarungan sengit meledak di gerbang belakang istana. Dan
semakin sengit setelah melakukan evalusi untuk keluarga kerajaan dan ibu Adel,
dan setelah upacara berhasil dilakukan.
Banyak gadis sakit hati
atas kenyataan-kenyataan itu. Helena, lebih dari sakit hati, mukanya sampai
pucat. Fanny, ibu Adel, tahu sejak awal bahwa kematian suaminya bukanlah kecelakaan
murni. Felicia, jadi rapuh dan kecewa oleh tingkah kakaknya. Elise, kecewa
dengan penghianatan orang yang dicintainya, memperalatnya! Johanna, sampai
kakinya lumpuh karena melindungi Felicia yang lemas tak bersemangat untuk
bertarung, kalah telak melawan kakaknya yang tak punya hati. Dan Adel, kecewa
dan sakit hati atas penghianatan sahabat barunya.
~~~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar