Minggu, 26 Februari 2017

Resensi Buku "Nocturnal"

Ditulis sekitar tahun 2009

Judul Buku      :  Nocturnal
Genre               :  Fiksi
Penulis             :  Poppy D. Chusfani
Penerbit           : PT Gramedia Pustaka Utama
Tempat Terbit  :  Jakarta
Tahun Terbit    :  2008


Novel ini mengisahkan tentang kehidupan baru seorang gadis remaja bernama Adelia Rothstein.
            Adelia yang sering dipanggil Adel adalah anak tunggal yang ayahnya baru meninggal. Karena keistimewaannya yang datang terlambat, dia harus pindah dari Jakarta ke rumah neneknya di Adlerland. Karena terikat perjanjian ayahnya dengan sang nenek. Dan karena keistimewaannya yang dapat mencelakai makhluk lain.
            Kehidupannya pun berubah drastis. Dia bukan lagi gadis biasa yang berusaha untuk menjadi balerina profesional. Dialah gadis yang akan menjadi ketua klan Nocturnal, Baroness. Hari-harinya diisi dengan latihan bertarung di bawah tanah, demi dapat menjadi Baroness sejati yang tangguh dan dapat melindungi rakyatnya.
            Johanna dan Brigitta, sepupu Adel yang menjabat sebagai tangan kanan Baroness pada saat itu, dan sebagai kepala prajurit Nocturnal, melatihnya dengan keras. Setiap sore Adel mengeluh kesakitan, selalu berharap ibunya cepat menyusul Adel di Adlerland. Agar Adel lebih bersemangat dan dapat melepas semua penatnya di pangkuan ibunya.
            Sementara itu dia sering berjalan bersama Roland, sepupunya juga, sebagai pengganti sementara ibunya untuk tempat mencurahkan hatinya. Roland pun menanggapinya dengan baik, dia menganggap Adel sebagai Ada kecilnya yang harus dilindungi. Ada adalah panggilan umum di sana untuk nama Adelia atau Adelle.
            Namun Adel merasakan raa yang lebih dari sekedar hubungan keluarga pada Roland. Dan Adel membiarkan rasa itu. Dia tahu pernikahan sedarah masih diijinkan di sana, atau bahkan dianjurkan. Bahkan Sophie, almarhum calon Baroness pernah akan ditunangkan dengan Roland.
            Sophie. Putri dari kakak ayah Adel. Rapuh dan lemah. Dia bahkan pernah sampai 4 kali bunuh diri karena putus asa dan tak kuat menanggung bebannya sebagai calon Baroness. Dan 5 nyawa lainnya habis di tangan anak buah Vladimir.
            Karena itu Adel awalnya marah, karena keluarga ayahnya meminta Adel kembali ke Adlerland setelah Sophie meninggal. Ia pikir ialah pengganti Sophie sebagai calon Baroness merupakan alasan satu-satunya dia diminta kembali saat itu. Namun akhirnya dia tahu karena perjanjian Baroness dengan ayahnya-lah. Meski begitu masih butuh waktu agar Adel menghilangkan keengganannya untuk pindah ke Adlerland yang sama sekali tak dikenalnya.
            Baroness, nenek Adel, dia memiliki kekuatan untuk membaca pikiran keturunan langsungnya. Dia tahu Adel sedang bersusah hati. Maka dia mengajak Adel untuk menonton opera balet di Gedung Opera. Dia, Adel, bahkan dapat berkenalan dengan Helena sang Principal Dancer yang berperan sebagi Odette dalam opera tersebut, The Swan Lake. Itu membuat Adel sangat senang. Dia mendapat banyak masukan dan nasehat dari perbincangan mereka.
            Prajurit wanita yang mengawal Baroness dan Adel sangat banyak. Yah, wanita. Semua prajurit dan petarung Nocturnal adalah wanita. Yang pria bekerja seperti biasa layaknya orang biasa.
            Esoknya Baroness tak sadarkan diri selama beberapa jam.
            Baroness merasakan umurnya tak panjang lagi. Maka pada petangnya dia memutuskan untuk menyerahkan kekuatan Baroness-nya pada Adel. Adel harus ke kuil yang berada lebih dalam dari aula bawah tanah manor, sambil mengenakan kalung bertahta batu safir milik Baroness. Di sana Adel akan melalui tahap penyerapan tenaga, dan kalung itu sebagai medianya.
            Adel sangat takut ketika berada dalam kuil yang gelap gulita itu sendirian. Meski begitu dia msih bisa melihat samar-samar pedang bersejarah yang digunakan ketua klan Nocturnal pertama untuk menyelamatkan Raja Adlerland saat itu dari serangan klan Vladimir. Dan juga sesuatu yang bergerak cepat yang masuk ke batu safir yang dikenakan Adel; Spirit Nocturnal, seekor kucing hitam. Setelah itu Adel mendapat media peyerapan tenaganya sendiri; kalung bertahta batu zamrud.
            Dua hari kemudian ibu Adel dapat dapat menyusul Adel di Adlerland. Namun pesawat yang ditumpangi Fanny, ibu Adel, mendarat di Bucharest. Terlalu takut untuk terbang karena badai musim panas yang lebih ganas daripada badai musim dingin. Adel kecewa. Dia memutuskan melepas sedihnya dengan menari. Sudah lama dia tidak melakukannya. Dan itu berhasil.
            Tanpa sadar badai sudah mereda dan fokker 27 yang ditumpangin Fanny dapat terbang lagi. Awalnya Adel tidak diperbolehkan untuk menjemput ibunya di bandara. Karena hari mulai gelap, dan di saat seperti itulah para klan Vladimir berkeliaran. Ditambah lagi anak buah Vladimir semakin berani saja keluar perbatasan (Transylvania) ke wilayah aslinya, tempat di mana sekarang ini Nocturnal tinggal, Adlerland. Namun setelah bersikeras membujuk akhirnya Adel diijinkan, Felicia yang akan mengawalnya.
            Sayangnya, ketika Fanny baru melangkah menuruni tangga, pria tinggi berjubah panjang di belakangnya menggendongnya dan membawanya lari ke hutan. Adel, Johanna, Felicia, Brigitta, dan keenam prajurit Nocturna berusaha mengejar mereka. Namun laru mereka terhenti. Cahaya bulan menerangi anak buah Vladimir yang menempelkan ujung pistol ke pelipis ibunya, ibu Adel. Mereka memutuskan untuk pulang, untuk mencari rencara lain. Sementara Adel pulang dengan perasaan amat sedih dan cemas bukan kepalang.
            Hari selanjutnya ketika di tengah malam Adel memasuki hutan di sebelah manor. Demi melakukan pertukaran antara dia dan ibunya. Sesuai perjanjian, hanya satu orang yang akan bersama Adel untuk membawa ibunya, Brigitta. Tapi tanpa sepengetahuan klan Vladimir, pasukan Nocturnal telah bersiaga di belakang,, dan Adel dapat melarikan diri dengan trik percikan api. Kemudian terjadi pertarungan antara kaln Vladimir dengan Pasukan Nocturnal, mengakibatkan Adel kehilangan satu nyawanya.
***
            Untuk menjadi Baroness, Adel harus melakukan upacara penobatan oleh Raja Adolf, Raja Adlerland. Sayangnya Raja Adolf meninggal sebelum hari penobatan. Jadi yang melakukannya adalah Pangeran Felix, putra Raja Adolf yang gombal tapi baik dan menyenangkan. Sesuai adat, upacara penobatan di lakukan di hadapan mendiang Raja Adolf. Karena Pangeran Felix sendiri belum dinobatkan menjadi Raja. Mereka senasib sepenanggungan, memimpin di usia muda.
            Semua yang menghadiri adalah keluarga. Kecuali sang balerina yang tiba-tiba memasuki ruangan. Adel tahu itu tak wajar, namun Ratu Erika yang sangat mengaguminya mengijinkan. Tak enak jika mengusirnya.
            Upacara pun dimulai. Adel berlutut satu kaki di hadapan Pangeran Felix. Pangeran Felix mengayunkan sebilah pedang yang Adel lihat di kuil, meletakkannya dengan lembut ke bahu kiri Adel. Lalu mengucapkan kata-kata formalitas. Adel berusaha berkonsentrasi, namun gagal. Ia malah mendapati di depannya seorang pria sedang menempelkan ujung pistol ke pelipis Pangeran Felix.
            Kenyataan demi kenyataan pun terungkap. Dan pertarungan sengit meledak di gerbang belakang istana. Dan semakin sengit setelah melakukan evalusi untuk keluarga kerajaan dan ibu Adel, dan setelah upacara berhasil dilakukan.
            Banyak gadis sakit hati atas kenyataan-kenyataan itu. Helena, lebih dari sakit hati, mukanya sampai pucat. Fanny, ibu Adel, tahu sejak awal bahwa kematian suaminya bukanlah kecelakaan murni. Felicia, jadi rapuh dan kecewa oleh tingkah kakaknya. Elise, kecewa dengan penghianatan orang yang dicintainya, memperalatnya! Johanna, sampai kakinya lumpuh karena melindungi Felicia yang lemas tak bersemangat untuk bertarung, kalah telak melawan kakaknya yang tak punya hati. Dan Adel, kecewa dan sakit hati atas penghianatan sahabat barunya.

~~~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar